Sumenep – Kamis, 20 Maret 2025, PKPT IPNU IPPNU STKIP PGRI Sumenep menggelar diskusi reflektif bertajuk Kongko PKPT dengan tema “Urgensi Kehadiran IPNU IPPNU di Kampus; Formulasi, Strategi, dan Rekonstruksi Kemajuan Organisasi”. Acara ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi menjadi panggilan kesadaran bagi kader-kader muda IPNU IPPNU untuk memperkuat peran mereka di lingkungan akademik.
Menghadirkan Sayyidah Syafiqah, mantan Ketua PKPT IPPNU STAIM Masa Bakti 2018-2019, Ketua PC IPPNU Sumenep 2022-2024, dan kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris VII PW IPPNU Jawa Timur, diskusi ini menjadi ruang berbagi gagasan, pengalaman, serta strategi untuk memperkuat eksistensi organisasi di kampus.
Ketua PKPT IPNU STKIP PGRI Sumenep, Bisma Akbar Rabsanjani, menegaskan bahwa IPNU IPPNU di perguruan tinggi bukan hanya tentang eksistensi, tetapi juga perjuangan intelektual yang harus terus dikawal.
“Banyak kader IPNU IPPNU yang melanjutkan pendidikan tinggi tetapi tidak melanjutkan perjuangan mereka di PKPT. Padahal, kampus adalah medan strategis untuk mengembangkan ideologi dan gerakan organisasi. Inilah yang mendorong kami mengadakan ‘Ngaji Buku’ selama delapan hari dan menutupnya dengan Kongko PKPT ini, agar kita semua sadar bahwa IPNU IPPNU bukan hanya tempat singgah, tetapi rumah perjuangan,” tegas Bisma.
PKPT: Jantung Pergerakan IPNU IPPNU di Ranah Akademik
Dalam pemaparannya, Sayyidah Syafiqah menekankan bahwa PKPT memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan organisasi. Ia mengingatkan bahwa masa depan IPNU IPPNU sangat bergantung pada kekuatan PKPT dalam menanamkan nilai-nilai ke-IPNU IPPNU-an di kampus.
“PKPT adalah narator utama IPNU IPPNU. Jika PKPT lemah, maka masa depan IPNU IPPNU akan rapuh. Kitalah yang bertanggung jawab memastikan organisasi ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Literasi dan intelektualitas mahasiswa harus menjadi senjata utama kita dalam mengkampanyekan IPNU IPPNU di lingkungan akademik,” ujar Sayyidah dengan penuh semangat.
Diskusi berjalan dinamis dan interaktif. Peserta dari berbagai PAC dan PKPT se-Kabupaten Sumenep menyampaikan kegelisahan, tantangan, serta strategi dalam menguatkan eksistensi PKPT di kampus masing-masing. Semangat membangun kesadaran kolektif begitu terasa, menggugah pemikiran setiap peserta untuk lebih serius dalam merancang langkah-langkah strategis bagi masa depan organisasi.
Momentum Refleksi dan Rekonstruksi Gerakan
Kongko PKPT ini menjadi momen reflektif yang menegaskan bahwa perjuangan di kampus bukan hanya soal eksistensi organisasi, tetapi juga tentang membangun intelektualitas, karakter, dan dedikasi yang kuat terhadap perjuangan Nahdlatul Ulama di lingkungan akademik.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan kader-kader muda IPNU IPPNU semakin sadar bahwa keberadaan mereka di kampus bukan hanya untuk belajar secara akademik, tetapi juga untuk mengembangkan ideologi, memperkuat jaringan, dan memastikan bahwa IPNU IPPNU tetap relevan serta progresif dalam menjawab tantangan zaman.
Pewarta: Rekan Bisma